Jumat, 11 Juni 2021

Faktor Penyebab Kehancuran

 

 

KHUTBAH JUM’AT

FAKTOR PENYEBAB KEHANCURAN

Oleh.Abshori Asy-Syirbouni

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ,اَلَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي اَحْسَنِ تَقْوِيْمِ,اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى وَاشْكُرُهُ شُكْرَ مَنْ يَعْمَلُ الْحَسَنَاتِ. اَشْهَدُاَنْ لَّااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ,وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ الْمَوْصُوْفُ بَاَفْضَلِ الْمَخْلُوْقَاتِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلٰى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْ نَصَرُوْادِيْنَهُمْ بِخَيْرِالْأَعْمَالِ وَالْجِهَادِ                اَمَّابَعْدُ:فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ اِتَّقُوااللهَ وَابْتَغُوْااِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْافِى سَبِيْلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالٰى:   


إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Para hadirin sidang sholat jum’at rohimakumulloh. Umat atau bangsa pasti akan mengalami pasang surut, ada saatnya bangsa atau umat hidup dengan kemuliaan dan kejayaan, namun juga ada saatnya yang lain yaitu dalam kehinaan dan kesengsaraan hingga bahkan tercatat dalam sejarah sebagai umat yang buruk dan dihinakan oleh Alloh SWT. Kita sebagai umat Islam dan bangsa indonesia yang konon mayoritas penduduknya muslim ,maka tentunya kita tidak mau dan tidak ingin menjadi umat dan bangsa yang terpuruk dan dihinakan oleh Alloh.Karena itu agar kita tidak menjadi umat dan bangsa yang terpuruk dan dihinakan oleh Alloh , maka kita harus mencari tahu dari sebab utama kehancuran suatu umat dan bangsa. Agar kita bisa untuk memperbaiki diri dan mencegahnya sedini mungkin dan bila tanda – tanda sudah ada maka hendaknya sesegera mungkin kita menghentikannya.Rosululloh SAW bersabda.

اِنَّ اللهَ عَزَّوَجَلَّ اِذَا اَرَادَ اَنْ يُهْلِكَ عَبْدًانَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ

Sesungguhnya Alloh ‘Azza wa Jalla, jika Dia (Alloh) berkehendak untuk membinasakan atau menghancurkan seorang hamba (umat atau bangsa), maka Dia akan mencabut rasa malu dari hamba tersebut.

فَاِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَلَمْ تَلْقَهُ اِلَّامُقِيْتًا مُمْقِتًا {بَغِيْضًا مُبْغِيْضٍا}،

Jika rasa malu telah tercabut darinya, maka Alloh tidak  akan mendapati hamba tersebut   kecuali sebagai orang yang dimurkai dan dibenci-Nya.

فَاِذَا لَمْ تَلْقَهُ اِلَّامُقِيْتًا مُمْقِتًا نُزِعَتْ مِنْهُ الْاَمَانَةُ،

Jika ia telah menjadi orang yang dimurkai dan dibenci oleh Alloh, maka tercabutlah darinya amanah.

فَاِذَانُزِعَتْ مِنْهُ الْاَمَانَةُ لَمْ تَلْقَهُ اِلَّاخَائِنًامَخُوْنًا

Jika sikap amanah telah tercabut darinya, maka Alloh tidak akan mendapatinya kecuali sebagai orang yang khianat dan pembuat khianat,

فَاِذَالَمْ تَلْقَهُ اِلَّاخَائِنًامَخُوْنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ،

maka Alloh tidak akan mendapatinya kecuali sebagai orang yang khianat dan pembuat khianat, maka akan tercabutlah darinya kasih sayang (rahmat) Alloh.

فَاِذَالَمْ تَلْقَهُ اِلَّاخَائِنًامَخُوْنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ،

Jika kasih sayang atau Rahmat Alloh telah dicabut darinya, maka ia tidak lain adalah orang yang terkutuk dan terlaknat.

فَاِذَا لَمْ تَلْقَهُ اِلَّا رَجِيْمًا مُلْعَنًا نُزِعَتْ مِنْهُ رَبْقَةُ الْاِسْلَامِ

Dan jika Alloh telah menetapkannya sebagai orang yang terkutuk, maka tercabutlah darinya perlindungan islam.

Dari apa yang disabdakan oleh Rosululloh SAW di atas, maka akan ada tiga tahapan yang apabila dimiliki oleh umat Islam, baik secara pribadi, keluarga maupun jama’ah, masyarakat dan bangsa yang akan mengalami kehancuran yang tidak bisa akan terhindarkan lagi.Yaitu:

Faktor yang pertama, tercabutnya rasa malu dari jiwanya. Memiliki Sifat Rasa Malu merupakan sesuatu yang teramat penting, yaitu malu bila melakukan hal – hal yang tidak dibenarkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. Hal ini ,bila kita dan anggota keluarga serta masyarakat dan bangsa masih memiliki sifar rasa malu yang demikian, maka dipastikan tidak akan melalukan penyimpangan – pemyimpangan di dalam segala hal. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW.

اَلْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَالْاِيْمَانِ

Malu itu cabang atau sebagian dari iman.

Bila manusia atau bila kita masih memiliki sifat rasa malu, maka tentunya tidak akan melakukan hal – hal yang tidak dibenarkan oleh Alloh dan Rosul-Nya.Namun bila sifat rasa malu ini sudah tidak dimiliki oleh manusia atau oleh kita, maka akan bisa melakukan apa saja yang sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Bisa saja melakukan pencurian,korupsi,menipu dan perbuatan dosa lainnya.

Oleh karena itu , menjadi sangat penting sekali bagi kita semua untuk selalu memupuk dan memperkokoh sifat rasa malu, karena tidak akan ada kejelekan sedikitpun dari sifat rasa malu.

Para hadirin sidang sholat jum’at rohimakumulloh.

Faktor yang kedua, yang akan membuat dan menjadikan terjadinya kehancuran suatu kaum atau bangsa adalah tercabutnya Sifat Amanah.Bila sfat rasa malu sudah tercabut dari jiwa seseorang ,maka ia tidak akan peduli lagi dengan citra diri atau jiwanya yang rusak, karenanya iapun akan mengabaikan amanah yang dibebankan kepada dirinya.Dalam hidup ini , kita mendapatkan begitu banyak amanah, baik itu amanah dari Alloh SWT maupun amanah dari sesama manusia. Secara harfiyah , amanah artinya dipercaya.Akan tetapi secara khusus berarti mengembalikan sesuatu yang dititipkan oleh seseorang kepadanya.Adapun ma’na secara umumnya adalah menyampaikan atau melaksanakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya. Sifat ini bukan hanya penting karena termasuk akhlak yang mulia, tapi justru kualitas keimanan seseorang sangat tergantung pada apakah ia bisa menjalankan amanah atau malah berkhianat.

Apalagi bagi seorang pemimpin yang harus benar-benar menjaga dan melaksanakan amanah dengan sebaik mungkin.

Nabi bersabda.

لَااِيْمَانَ لِمَنْ لَااَمَانَةَ لَهُ وَلَادِيْنَ لِمَنْ لَاعَهْدَلَهُ

Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji.

Dan juga karena sangat pentingnya amanah, maka Alloh SWT memerintahkan kepada manusia untuk menunaikan amanah.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

   Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.QS.An – Nisaa’:58

Dan juga Alloh melarang kita untuk berkhianat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ  

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. QS.Al – Anfal:27  

Dan manakala seorang muslim sudah bisa menunaikan amanah dengan baik dan benar, yang seandainya dalam hidup di dunia ini tidak punya apa – apa secara duniawi, maka ia akan masih tetap menjadi orang yang bahagia dalam arti bukan orang yang rugi.

Sebagaimana Nabi bersabda.

اَرْبَعٌ اِذَاكُنَّ فِيْكَ فَلَاعَلَيْكَ مِمَّافَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا:حِفْظُ اَمَانَةٍ وَصِدْقُ حَدِيْثِ وَحُسْنُ خَلِيْقَةٍ وَعِفَّةٌ مِنْ طُمْعَةٍ

Empat hal yang apabila ada padamu, maka tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia daripadamu,yaitu memelihara amanah , tutur kata yang baik , akhlak yang baik dan bersih dari tamak.

Para hadirin sidang sholat jum’at rohimakumulloh.

Faktor ketiga yang menyebabkan dan menghancurkan pada manusia, pada kaum atau bangsa adalah tercabutnya Rasa Kasih Sayang. Saling berkasih sayang adalah merupakan salah satu kunci kekuatan umat Islam khususnya, dan ini meruakan cermin dari pada sikap hormat menghormati, berbaik sangka , tolong - menolong dan bahkan lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Bila sifat kasih sayang tercabut dari jiwa seseorang atau dari jiwa kaum muslimin, maka terjadi adalah permusuhan yang berawal dari sikap marah. Oleh karena itu sikap marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya pula yang akan dapat menghancurkan seseorang atau kaum dan  bangsa. Karena itu sangat dianjurkan sekali untuk tidak saling marah.Akibat dari sifat marah maka yang pertama akan dapat merusak iman seseorang. Karena itu bila kita sudah menjadi orang yang beriman maka hendaknya kita harus memiliki sifat yang mulia yang salah satunya adalah mampu dapat mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah kepada orang lain , yaitu marah yang bukan karena Alloh.

اَلْغَضَبُ يُفْسِدُ الْاِيْمَانَ كَمَا يُفْسِدُ الصَّبْرُ الْعَسَلَ

Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu.

Akibat dari marah yang kedua adalah akan dapat mudah untuk mendapatkan murka Alloh, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain mestinya kita harus mengingat Alloh, sehingga tidak melampiaskan kemarahannya kepada hal – hal yang tidak dibenarkan oleh Alloh dan Rosul-Nya.Sebagaimana Alloh berfirman di dalam Hadits Qudsi.

يَابَنِى آدَمَ اُذْكُرْنِى حِيْنَ تَغْضَبُ اُذْكُرُكَ حِيْنَ اَغْضَبُ

Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah, maka Aku akan mengingatmu jika Aku sedang marah (pada hari kiamat).

Akibat dari marah yang ketiga adalah akan mudah menyulutkan kemarahan orang lain, sehingga hubungan kita dengan orang lain akan menjadi renggang dan bahkan akan terputus. Oleh karena itu , seseorang baru akan dikatakan orang yang kuat adalah ketika ia mampu mengendalikan dirinya disaat marah, sehingga kemarahannya itu dalam rangka kebenaran bukan dalam hal kebathilan.Sebagaimana Nabi bersabda.

لَيْسَ شَدِيْدُ بِالسُّرْعَةِ وَاِنَّمَاالشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ 

Orang yang kuat itu bukanlah orang yang dapat mengalahkan musuh, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.

Para hadirin sidang jum’ah rohimakumulloh.

Apabila seseorang mampu menahan amarahnya yang bukan karena Alloh, maka a akan mendapatkan nilai keutamaan yang sangat besar dari Alloh SWT.Sebagaimana Nabi bersabda.

مَنْ كَتَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى اَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُؤُؤْسٍ الْخَلَائِفِ حَتَّى يُخَيِّرُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنَ وَيُزَوِّجُهُ مِنْهَامَاشَاءَ

Barangsiapa yang menyembunyikan kemarahan, padahal ia mampu melakukannya, maka Alloh akan menyerunya di hadapan para pemimpin makhluk sehngga Dia memilihkan bidadari untuknya, lalu menikahkan dengannya sesuai dengan kehendaknya.

Itulah hal-hal yang akan dapat menyebabkan kehancuran seseorang ,kaum atau bangsa,yaitu hilangnya sifat Rasa Malu,hilangnya amanah dan  hilangnya sifat Kasih Sayang.Karena itu tanamkan pada diri kita msing-masing sifat rasa malu , menjaga amanah dalam hal apapun dan tanamkan sifat kasih sayang kepada semua kaum muslimin khususnya dan umumnya kepada semua manusia.

 

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ,وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ  

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ,اَشْهَدُاَنْ لَّااِلهَ اِلَّااللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ,وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ سَيِّدُالْإِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَاوَمَوْلَانَامُحَمَّدٍوَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلٰى اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا اَمَّابَعْدُ:فَيَاعِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ,كَمَاصَلَيْتَ وَسَلَمْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَّجِيْدٌ      اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ

وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِمِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ,اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. أَللّٰهُمَّ رَبَّنَالَاتُزِغْ قُلُوْبَنَابَعْدَاِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَامِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابِ. رَبَّنَالَاتَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَاغِلًّالِّلَّذِيْنَ آمَنُوْارَبَّنَااِنَّكَ رَؤُفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَاهَبْ لَنَامِنْ اَزْوَاجِنَاوَذُرِّيَّاتِنَاقُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَالِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا......رَبَّنَاآتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَاعَذَابَ النَّارِ.            

عِبَادَاللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ                                                 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar